ANGGARAN DASAR (AD)
DAN
ANGGARAN RUMAH
TANGGA (ART)
YAYASAN PENGELOLA
PENDIDIKAN BERMAIN
ANGGARAN DASAR
YAYASAN PENGELOLA
PENDIDIKAN BERMAIN
KOTA SEMARANG
BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
(1)
Yayasan
ini bernama YayasanPengelola Pendidikan Bermain, yang
selanjutnya disebut Yayasan.
(2)
Yayasan
berkedudukan di Kelurahan Taman Bermain, Kecamatan Anak Belajar Pintar Kota
Semarang.
BAB II
JANGKA WAKTU
PENDIRIAN
Pasal 2
Yayasan
didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
BAB III
DASAR DAN AKIDAH
Pasal 3
(1)
Yayasan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
(2)
Yayasan
berakidah Islam.
BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Maksud
dan tujuan Yayasan adalah
a.
Membina,
memelihara dan mengembangkan lembaga pendidikan
b.
Mengembangkan
pendidikan dalam rangka melaksanakan syari’at Islam.
c.
Menngkatkan
kesejahteraan masyarakat.
BAB V
KEKAYAAN
KEKAYAAN
Pasal 5
Kekayaan
Yayasan terdiri dari
a.
Modal
awal yang dikumpulkan sebesar Rp. 20.000.000 (sepuluh juta rupiah)
b.
Hasil-hasil
yang didapat Yayasan dari usaha-usaha :
i.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk hibah, wakaf, zakat, infaq dan shadaqah.
ii.
Meminta bantuan dari Pemerintah
iii.
Usaha
lain yang sah dan halal.
BAB VI
KEGIATAN DAN USAHA
Pasal 6
Untuk
mencapai tujuan sebagaimana tersebut dalam pasal 4, Yayasan mempunyai kegiatan
dan usaha :
a.
Melengkapi
sarana dan prasarana yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan
dengan pencapaian tujuan Yayasan.
b.
Mendirikan
badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu
badan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuan Yayasan.
c.
Melakukan
tindakan yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan
pencapaian tujuan Yayasan.
BAB VII
ORGANISASI YAYASAN
Pasal 7
(1)
Yayasan
mempunyai organ yang terdiri dari:
a. Pembina,
b. Pengurus; dan
c. Pengawas.
(2)
Setiap
anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas berhak:
a. Mendapatkan
fasilitas yang diperlukan dalam tugasnya; dan
b. Mendapatkan
tunjangan.
(3)
Tunjangan
sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b, disesuaikan dengan kemampuan Yayasan
berdasarkan keputusan rapat Pembina yang dituangkan dalam Surat Ketetapan
Pembina.
Pasal 8
(1)
Pembina
adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diberikan kepada
Pengurus dan/atau Pengawas.
(2)
Pengurus
adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan
(3)
Pengawas
adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat
kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.
Pasal 9
(1)
Yang
dapat diangkat menjadi Pembina adalah orang perseorangan sebagai pendiri
Yayasan dan/atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina
dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan
Yayasan.
(2)
Dalam
hal anggota Pembina dari unsur pendiri berjumlah kurang dari 5 (lima), jumlah
anggota pembina ditetapkan 5 (lima) orang.
Pasal 10
(1)
Yang
dapat diangkat menjadi Pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan
perbuatan hukum.
(2)
Pengurus
Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
Pasal 11
Pengawas
Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
BAB VIII
RAPAT-RAPAT DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Bagian Pertama
Jenis Rapat
Pasal 12
(1)
Rapat-rapat
Yayasan terdiri dari:
a. Rapat Pembina;
b. Rapat Pengurus;
c. Rapat Pengawas; dan
d. Rapat Gabungan
(2)
Rapat
Pembina adalah rapat yang dilaksanakan Pembina dan hanya diikuti oleh anggota
Pembina dalam rangka melaksanakan kewenangannya.
(3)
Rapat
Pengurus adalah rapat yang dilaksanakan Pengurus dalam rangka melaksanakan
kewenangan dan kewajibannya.
(4)
Rapat
Pengawas adalah rapat yang dilaksanakan Pengawas dan hanya diikuti oleh anggota
Pengawas dalam rangka melaksanakan kewenangan dan kewajibanya.
(5)
Rapat
Gabungan adalah rapat yang dilaksanakan dan diikuti oleh beberapa Organ
Yayasan.
(6)
Rapat
Gabungan sebagaimana dimaksud ayat (5) tidak boleh dilaksanakan antara Pengurus
dan Pengawas kecuali dalam menetapkan anggota Pembina.
Bagian Kedua
Kuorum dan Pengambilan
Keputusan
Pasal 13
(1)
Rapat-rapat
Yayasan dinyatakan kuorum apabila dihadiri paling sedikit ½ lebih satu dari
jumlah undangan yang seharusnya, kecuali Rapat Pembina dan Rapat Pengawas.
(2)
Rapat
Pembina dan Rapat Pengawas dinyatakan kuorum apabila dihadiri paling sedikit
2/3 dari anggota Pembina.
(3)
Rapat
Gabungan dinyatakan kuorum apabila dihadiri paling sedikit ½ dari masing-masing
organ Yayasan yang berhak menghadirinya.
Pasal 14
(1)
Apabila
jumlah undangan rapat yang hadir tidak memenuhi syarat minimal, maka setelah
ditunda 1 (satu) jam rapat dapat dilaksanakan dan dinayatakan kuorum.
(2)
Ketentuan
sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak berlaku bagi Rapat Pembina dan/atau Rapat
Pengawas.
(3)
Apabila
dalam Rapat Pembina atau Rapat Pengawas jumlah undangan rapat yang hadir tidak
memenuhi syarat minimal, rapat ditunda untuk memberikan undangan lagi.
(4)
Undangan
sebagaimana dimaksud ayat (3) menyebutkan bahwa ini adalah undangan ulang.
(5)
Apabila
dalam undangan ulang peserta rapat masih tidak memenuhi syarat minimal kehadiran,
maka setelah ditunda 1 (satu) jam rapat dapat dilaksanakan, dan keputusan yang
diambil dianggap sah.
Pasal 15
(1)
Keputusan
rapat diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat
(2)
Apabila
pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak tercapai, maka
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan persetujuan suara terbanyak.
(3)
Pengambilan
keputusan berdasarkan suara terbanyak sebagaimana dimaksud ayat (2) hanya
dilakukan terhadap pendapat-pendapat yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang- undangan dan Anggaran Dasar ini.
BAB IX
PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 16
(1)
Pengurus
berkewajiban melaporkan kegiatan Yayasan selama 1 (satu) tahun kepada Pembina.
(2)
Pengurus
menyusun ikhtisar laporan keuangan untuk diumumkan kepada masyarakat di
tempat-tempat umum.
(3)
Dalam
hal dokumen laporan tahunan ternyata tidak benar dan menyesatkan, maka Pengurus
secara tanggung renteng bertanggungjawab terhadap pihak yang dirugikan.
BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN
DASAR
Pasal 17
Anggaran
Dasar ini dapat diubah, kecuali mengenai maksud dan tujuan Yayasan.
Pasal 18
(1)
Perubahan
Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pasal 43 hanya dapat dilakukan dalam Rapat
Gabungan yang diselenggarakan oleh Pembina khusus untuk maksud tersebut.
(2)
Rapat
Gabungan sebagaimana dimaksud ayat (1) harus dihadiri oleh paling sedikit 2/3
dari anggota Pembina, Pengurus, dan Penasehat.
(3)
Perubahan
untuk pertama kali dilakukan untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang No.
....................Tentang Yayasan, dan dilakukan dengan mekanisme sebagai
berikut:
a.
Pengurus
menetapkan tim untuk menyusun draf perubahan tersebut.
b.
Draf
sebagaimana dimaksud huruf a, dibahas dan ditetapkan dalam rapat yang dihadiri
oleh tim penyusun dan pengurus yang ada pada saat perubahan dilakukan.
BAB XI
PEMBUBARAN
Pasal 19
(1)
Yayasan
ini dapat dibubarkan oleh:
a.
Putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
b.
Rapat
Pembina dan/atau Rapat Gabungan yang dilaksanakan khusus untuk maksud tersebut.
(2)
Rapat
Pembina dan/atau Rapat Gabungan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, dianggap
sah apabila dihadiri oleh seluruh Pembina.
Pasal 20
Ketentuan-ketentuan
yang diberlakukan pada saat Yayasan ini dinyatakan bubar, didasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam peraturan perudang- undangan.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 21
Hal-hal
yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur kemudian dalam Anggaran
Rumah Tangga Yayasan.
ANGGARAN RUMAH
TANGGA
YAYASAN PENGELOLA
PENDIDIKAN BERMAIN
BAB I
PENGANGKATAN,
PEMBERHENTIAN DAN
PENGGANTIAN
ORGANISASI YAYASAN
Bagian Pertama
Pengangkatan dan
Penggantian Pembina
Pasal 1
(1)
Pengangkatan
anggota Pembina dari luar unsur pendiri dilakukan dalam rapat Pembina dengan
mempertimbangkan usulan dari Pengurus.
(2)
Apabila
Yayasan karena suatu sebab tidak lagi mempunyai Pembina, paling lambat dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal kekosongan, anggota Pengurus
dan anggota Pengawas mengadakan rapat gabungan untuk mengangkat Pembina dengan
memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar pasal 9.
(3)
Pimpinan
rapat gabungan sebagaimana dimaksud ayat (2) dipilih dari dan oleh anggota
rapat yang hadir.
(4)
Keputusan
rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sah apabila dilakukan sesuai dengan
ketentuan mengenai kuorum kehadiran dan tata cara pengambilan keputusan yang
diatur dalam Anggaran Dasar.
Pasal 2
(1)
Pelaksanaan
kewenangan dan kewajiban Pembina bersifat kolekftif kolegial.
(2)
Pembina
memilih dua orang anggotanya untuk bertindak sebagai pimpinan dan sekretaris.
Pasal 3
Anggota
Pembina berhenti dari keanggotaan Pembina karena:
a.
mengundurkan
diri
b.
meninggal
dunia
Bagian Kedua
Pengangkatan,
Pemberhentian dan Penggantian Pengurus
Pasal 4
(1)
Pembina
mengangkat pengurus berdasarkan keputusan rapat Pembina dan ditetapkan dengan
Surat Keputusan.
(2)
Rapat
Pembina sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan setelah berakhir masa
jabatan pengurus lama.
(3)
Susunan
Pengurus Yayasan terdiri atas:
a.
Seorang
Ketua;
b.
Seorang
Wakil Ketua;
c.
Seorang
Sekretaris;
d.
Seorang
Bendahara; dan
e.
Seksi-Seksi
yang dibentuk berdasarkan kebutuhan.
Pasal 5
(1)
Dalam
hal Pengurus selama menjalankan tugas melakukan tindakan yang oleh Pembina
dinilai merugikan Yayasan, maka berdasarkan keputusan Pembina, Pengurus
tersebut dapat diberhentikan sebelum masa kepengurusannya berakhir.
(2)
Dalam
hal pengangkatan, pemberhentian dan penggantian Pengurus dilakukan tidak sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar ini, atas permohonan yang berkepentingan,
Pengadilan Umum dapat membatalkan pengangkatan, pemberhentian atau penggantian
tersebut.
Pasal 6
Anggota
Pengurus berhenti dari keanggotaan pengurus karena:
a.
Meninggal
dunia;
b.
Mengundurkan
diri;
c.
Berakhir
masa jabatannya; dan
d.
Diberhentikan
Pembina.
Pasal 7
(1)
Anggota
Pengurus yang berhenti karena sebagaimana dimaksud pasal 6 huruf b, c, dan d,
wajib:
a.
Membuat
laporan tertulis tentang hasil kerja yang menjadi tugasnya sampai dengan
diberhentikannya anggota tersebut; dan
b.
Menyerahkan
semua inventaris Yayasan yang dibawa.
(2)
Apabila
anggota yang berhenti sebagaimana dimaksud pasal (1) masih mempunyai tanggungan
terhadap Yayasan, penyelesaiannya diserahkan kepada Pembina.
Pasal 8
(1)
Penggantian
anggota Pengurus yang berhenti dilakukan dalam rapat Pembina dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
Apabila
pengurus yang berhenti ketua dan/atau sekretaris, pengganti diambil dari
wakilnya.
b.
Apabila
pengurus yang berhenti bendahara, Pembina menunjuk orang baru.
c.
Apabila
pengurus berhenti keseluruhan, maka masa kepengurusannya dianggap berakhir, dan
Pembina menetapkan pengurus baru.
Bagian Ketiga
Pengangkatan,
Pemberhentian dan Penggantian Pengawas
Pasal 9
(1)
Pengawas
Yayasan diangkat dan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan
rapat Pembina yang khusus dilakukan untuk itu.
(2)
Dalam
waktu paling lama 7 (hari) sejak tanggal pemberhentian pengawas, Pembina
mengisi kekosongan Pengawas.
(3)
Dalam
hal pengangkatan, pemberhentian dan penggantian Pengawas dilakukan tidak sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar ini, atas permohonan yang berkepentingan,
Pengadilan Umum dapat membatalkan pengangkatan, pemberhentian atau penggantian
tersebut.
BAB II
WEWENANG, KEWAJIBAN
DAN LARANGAN ORGAN YAYASAN
Bagian Pertama
Pembina
Pasal 10
Pembina
mempunyai Kewenangan yang meliputi :
a.
Keputusan
mengenai perubahan Anggaran Dasar;
b.
Pengangkatan
dan pemberhentian pengurus dan/atau pengawas;
c.
Penetapan
kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar;
d.
Pengesahan
program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan; dan
e.
Penetapan
keputusan mengenai penggabungan dan/atau pembubaran Yayasan.
Pasal 11
(1)
Pembina
Yayasan mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun.
(2)
Dalam
rapat tahunan, Pembina melakukan evaluasi terhadap kekayaan Yayasan tahun lalu
dan/atau tahun berjalan sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai
perkembangan Yayasan untuk tahun yang akan datang.
Pasal 12
Pembina
dilarang:
a.
Merangkap
sebagai Pengurus dan/atau Pengawas.
b.
Menjabat
pengurus partai politik yang bertentangan dengan dasar dan akidah Yayasan.
Bagian Kedua
Pengurus
Pasal 13
(1)
Pengurus
Yayasan bertanggungjawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan dan
tujuan Yayasan
(2)
Pengurus
mempunyai kewenangan untuk:
a.
Melaksanakan
kegiatan yang berhubungan dengan pencapaian maksud dan tujuan Yayasan
b.
Mengangkat
dan memberhentikan Pelaksana Kegiatan Yayasan
c.
Mewakili
dan bertindak atas nama Yayasan
(3)
Dalam
melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b, Pengurus
mengeluarkan Surat Keputusan.
Pasal 14
(1)
Dalam
melaksanakan usaha sebagaimana dimaksud Anggaran Dasar pasal 6 (enam), Pengurus
melakukan kordinasi dengan Pembina untuk mendapatkan persetujuan.
(2)
Kordinasi
sebagaimana dimaksud ayat (1), hanya wajib dilakukan dalam melaksanakan usaha
sebagaimana dimaksud Anggaran Dasar pasal 6 (enam) huruf a dan b.
Pasal 15
(1)
Pengurus
dilarang:
a.
Melakukan
kegiatan yang secara nyata bisa merugikan Yayasan
b.
Mengadakan
perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina,
Pengurus, dan/atau Pengawas Yayasan, atau seseorang yang bekerja pada Yayasan.
c.
Melibatkan
Yayasan dengan kegiatan partai politik
d.
Menjabat
pengurus partai politik yang bertentangan dengan dasar dan akidah Yayasan.
e.
Melakukan
tindakan atas nama Yayasan untuk kepentingan pribadi pengurus.
f.
Mengikat
Yayasan sebagai penjamin utang;
g.
Mengalihkan
kekayaan Yayasan; dan
h.
Membebani
kekayaan Yayasan untuk kepentingan pihal lain.
(2)
Larangan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b tidak berlaku dalam hal perjanjian
tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.
Pasal 16
Setiap
Pengurus bertanggungjawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan dalam
menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, yang
mengakibatkan kerugian Yayasan atau pihak ketiga.
Pasal 17
(1)
Pengurus
tidak berwenang mewakili Yayasan apabila:
a.
Terjadi
perkara di depan pengadilan antara Yayasan dengan anggota Pengurus yang
bersangkutan; atau
b.
Pengurus
yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan
Yayasan.
(2)
Dalam
hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud ayat (1), Pembina menunjuk wakil
Yayasan, dalam rapat Pembina.
Pasal 18
(1)
Apabila
Yayasan mengalami kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Pengurus, dan
kekayaan Yayasan tidak cukup untuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut,
maka setiap anggota Pengurus secara tanggung renteng bertanggungjawab atas
kerugian tersebut.
(2)
Anggota
Pengurus yang dapat membuktikan bahwa kepailitan bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya tidak bertanggungjawab secara tanggung renteng atas kerugian
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Bagian Ketiga
Pengawas
Pasal 19
(1)
Jumlah
Pengawas Yayasan adalah 3 (tiga) orang. (2) Susunan Pengawas Yayasan terdiri
dari:
a.
Seorang
ketua merangkap anggota
b.
Seorang
sekretaris merangkap anggota
c.
Seorang
anggota
(2)
Pengawas
tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengurus.
Pasal 20
Pengawas
mempunyai kewenangan untuk:
a.
Melakukan
pengawasan terhadap kinerja Pengurus dalam melaksanakan tugas kepengurusan
Yayasan.
b.
Mengusulkan
pemberhentian sementara Pengurus kepada Pembina.
Pasal 21
Pengawas
wajib dengan itikad baik dan penuh tanggungjawab menjalankan tugas untuk
kepentingan Yayasan.
Pasal 22
(1)
Pengawas
dapat memberhentikan sementara anggota Pengurus.
(2)
Pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) langsung dilaporkan secara
tertulis kepada Pembina dengan menyertakan alasannya.
(3)
Dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan diterima, Pembina
wajib memanggil anggota pengurus yang bersangkutan untuk diberi kesempatan
membela diri.
(4)
Dalam
jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan
diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Pembina wajib:
a.
Mencabut
keputusan pemberhentian sementara; atau
b.
Memberhentikan
anggota Pengurus yang bersangkutan secara permanen.
Pasal 23
(1)
Apabila
Yayasan mengalami kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Pengawas dalam
melakukan tugas pengawasan dan kekayaan Yayasan tidak cukup untuk menutup kerugian
akibat kepailitan tersebut, setiap anggota Pengawas secara tanggung renteng
bertanggungjawab atas kerugian tersebut.
(2)
Anggota
Pengawas Yayasan yang dapat membuktikan bahwa kapailitan bukan karena kesalahan
dan kelalaiannya, tidak bertanggungjawab secara tanggung renteng atas kerugian
tersebut.
PELAKSANA KEGIATAN
Pasal 24
(1)
Pelaksana
kegiatan adalah orang perseorangan yang diberi tugas untuk melaksanakan
kegiatan dan/atau usaha Yayasan.
(2)
Bidang
kegiatan Yayasan meliputi:
a.
Pendidikan;
b.
Pesantren;
c.
Ekonomi
dan Usaha; serta
d.
Sosial
Kemasyarakatan.
Pasal 25
(1)
Yang
dapat diangkat menjadi Pelaksana Kegiatan adalah orang perseorangan yang mampu
melakukan perbuatan hukum.
(2)
Pelaksana
Kegiatan diangkat oleh Pengurus atas persetujuan Pembina untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 2 (dua) kali masa jabatan.
(3)
Susunan
personalia pelaksana kegiatan minimal terdiri atas:
a.
Seorang
Ketua;
b.
Seorang
Wakil Ketua;
c.
Seorang
Sekretaris
d.
Seorang
Wakil Sekretaris; dan
e.
Seorang
Bendahara.
Pasal 26
(1)
Pelaksana
Kegiatan mempunyai kewenangan untuk:
a.
Mengangkat
dan memberhentikan pegawai
b.
Menyusun
program kerja yang berhubungan dengan pencapaian maksud dan tujuan kegiatan
yang diamanatkan
c.
Melaksanakan
kegiatan sebagaiman tertuang dalam program kerja
(2)
Dalam
melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, Pelaksana
Kegiatan mengusulkan kepada Pengurus untuk mendapatkan persetujuan dalam bentuk
Surat Keputusan.
(3)
Dalam
melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c, Pelaksana
Kegiatan mengangkat pegawai.
Pasal 27
Dalam
melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pasal (26), Pelaksana
Kegiatan menyusun petunjuk pelaksanaan.
Pasal 28
(1)
Pelaksana
Kegiatan dilarang:
a.
Melakukan
kegiatan yang secara nyata bisa merugikan Yayasan
b.
Mengadakan
perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina,
Pengurus, dan/atau Pengawas Yayasan, atau seseorang yang bekerja pada Yayasan.
c.
Melibatkan
kegiatan Yayasan dengan kegiatan partai politik
d.
Menjabat
pengurus partai politik yang bertentangan dengan dasar dan akidah Yayasan.
e.
Melakukan
tindakan atas nama Yayasan untuk kepentingan pribadi.
(2)
Larangan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b tidak berlaku dalam hal perjanjian
tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.
Pasal 29
(1)
Apabila
Yayasan mengalami kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Pelaksana
Kegiatan, dan kekayaan Yayasan tidak cukup untuk menutup kerugian akibat
kepailitan tersebut, maka setiap anggota Pelaksana Kegiatan secara tanggung
renteng bertanggungjawab atas kerugian tersebut.
(2)
Anggota
Pelaksana Kegiatan yang dapat membuktikan bahwa kepailitan bukan karena
kesalahan atau kelalaiannya tidak bertanggungjawab secara tanggung renteng atas
kerugian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 30
Dalam
hal Pelaksana Kegiatan selama menjalankan tugas melakukan tindakan yang oleh
Pembina dinilai merugikan Yayasan, maka berdasarkan keputusan Pengurus atas
persetujuan Pembina, Pelaksana Kegiatan tersebut dapat diberhentikan sebelum
masa jabatanya berakhir.
Pasal 31
Pelaksana
Kegiatan berhenti karena:
a.
Meninggal
dunia;
b.
Mengundurkan
diri;
c.
Berakhir
masa jabatan; dan
d.
Diberhentikan.
Pasal 32
(1)
Pelaksna
Kegiatan yang diberhentikan atau mengundurkan diri, wajib:
a.
Membuat
laporan tertulis tentang hasil kerja yang menjadi tugasnya sampai dengan
diberhentikannya anggota tersebut; dan
b.
Menyerahkan
semua inventaris Yayasan yang dibawa.
(2)
Apabila
anggota yang berhenti sebagaimana dimaksud pasal (1) masih mempunyai tanggungan
terhadap Yayasan, penyelesaiannya diserahkan kepada Pembina.
Pasal 33
Pelaksana
Kegiatan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang menjadi kewenangan
dan kewajibannya.
BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN
KEGIATAN, KEKAYAAN, DAN KEUANGAN
Pasal 34
(1)
Kekayaan
dan keuangan Yayasan mencakup kekayaan dan keuangan yang dialokasikan untuk
organ Yayasan, baik berupa harta bergerak maupun tidak bergerak.
(2)
Pengurus
dan Pengawas bertanggungjawab terhadap pengelolaan kekayaan dan keuangan
Yayasan, yang ditugaskan kepada Bendahara Pengurus.
(3)
Pengurus
dan Pengawas menyusun laporan tahunan paling lambat 5 (lima) bulan terhitung
mulai tahun buku Yayasan ditutup, dan dilaporkan kepada Pembina.
(4)
Laporan
sebagaimana dimaksud ayat (3) sekurang-kurangnya memuat:
a.
Laporan
keadaan dan kegiatan Yayasan selama tahun buku yang lalu serta hasil yang telah
dicapai.
b.
Laporan
keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan
aktivitas, laporan arus kas, dan catatan laporan kuangan.
c.
Melampirkan
laporan dari pelaksana kegiatan dan usaha Yayasan.
Pasal 35
(1)
Laporan
sebagaimana dimaksud pasal 34 ayat (3) ditandatangani oleh Pengurus dan
Pengawas
(2)
Dalam
hal terdapat Pengurus dan/atau Pengawas tidak menandatangani laporan
sebagaimana dimaksud ayat (1), maka yang bersangkutan harus menyebutkan
alasannya secara tertulis.
(3)
Laporan
sebagaimana dimaksud ayat (1) disahkan Pembina dalam rapat Pembina.
Pasal 36
Dalam
hal dokumen laporan tahunan ternyata tidak benar dan menyesatkan, maka Pengurus
dan Pengawas secara tanggung renteng bertanggungjawab terhadap pihak yang
dirugikan.
PENUTUP
Pasal 37
(1)
Segala
sesuatu yang belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur lebih
lanjut oleh Pembina dan/atau Pengurus sesuai kewenangannya.
(2)
Anggaran
Rumah Tangga ini hanya dapat diubah oleh Rapat Gabungan Pembina dan Pengurus.
Comments
Post a Comment